porifera

Porifera: Pengertian, Ciri-Ciri, Contoh, Struktur, dan Sistem Reproduksinya

Dunia biologi menyimpan keberagaman yang luar biasa, dan di antara keajaiban alam tersebut terdapat kelompok hewan yang khas dan unik, yaitu porifera. Dikenal sebagai spons, jenis makhluk hidup ini menciptakan keindahan tersembunyi di dunia bawah laut.

Artikel ini akan mengupas secara mendalam tentang kelompok hewan ini, menyajikan pengertian mendasar, ciri-ciri khas, contoh-contoh spesies yang menakjubkan, struktur tubuh yang menarik, dan sistem reproduksi yang unik.

Melalui penelusuran rinci ini, kita akan memahami peran pentingnya dalam ekosistem dan mengeksplorasi misteri di balik kehidupan yang tampak sederhana namun mengagumkan ini.

Apa itu Porifera?

Porifera adalah kelompok hewan yang termasuk dalam filum Porifera. Hewan ini memiliki ciri khas struktur tubuh yang sederhana namun unik. Mereka tidak memiliki jaringan, organ, atau sistem pencernaan yang terdefinisi dengan baik.

Tubuhnya terdiri dari sel-sel yang disebut choanosit yang membentuk lapisan dalam suatu struktur yang disebut mesohil. Meskipun tampak sederhana, kelompok hewan ini memiliki peran vital dalam ekosistem laut.

Hewan ini biasanya ditemukan di lingkungan air, baik air tawar maupun laut, dan memiliki kemampuan untuk menyaring partikel organik dari air untuk mendapatkan makanan. Sistem reproduksi hewan ini melibatkan proses aseksual dengan pembentukan gemmule dan reproduksi seksual melalui pembentukan sel telur dan sperma.

Meskipun sederhana dalam struktur, kelompok hewan ini memainkan peran penting dalam siklus nutrien dan keberlanjutan lingkungan di habitat mereka.

Ciri-ciri Porifera

Bentuk dan Ukuran: Kelompok hewan ini hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran, mulai dari spons kecil berbentuk bulat hingga spons yang lebih besar dan kompleks. Keberagaman ini mencerminkan adaptasi mereka terhadap lingkungan hidupnya.

Ostium: Ostium adalah pori-pori kecil yang terdapat pada dinding luar tubuh kelompok hewan ini. Fungsi ostium adalah sebagai pintu masuk air ke dalam tubuh spons. Ostium memungkinkan air mengalir ke dalam sistem saluran air hewan ini.

Spongocoel: Spongocoel adalah rongga dalam yang terbentuk di dalam tubuh spons. Rongga ini berperan sebagai tempat air mengalir setelah masuk melalui ostium. Di spongocoel, proses filtrasi air dan penyaringan partikel organik terjadi.

Osculum: Osculum merupakan bukaan besar di bagian atas tubuh spons yang berfungsi sebagai saluran keluar bagi air yang telah melewati spongocoel. Air yang sudah disaring dan mengandung partikel organik yang diambil oleh hewan in dan dikeluarkan melalui osculum.

Kanalis dan Sel Choanosit: Dinding dalam spongocoel terdiri dari sel choanosit yang memiliki flagela. Flagela ini bergerak, menciptakan aliran air ke arah spongocoel. Selain itu, kanalis (saluran) juga menghubungkan sel-sel choanosit dengan ostium, memastikan aliran air yang terus menerus.

Mesohil: Mesohil adalah lapisan sel-sel di antara dinding luar dan dalam mereka. Sel-sel dalam mesohil berperan dalam berbagai fungsi, termasuk pembentukan struktur tubuh dan penyimpanan nutrisi.

Contoh Hewan Porifera

Beberapa contoh hewan ini yang dapat ditemukan di berbagai lingkungan air, baik air tawar maupun laut, antara lain:

  1. Spongilla sp. (Spons Air Tawar): Merupakan contoh hewan yang dapat ditemui di perairan tawar, seperti sungai, danau, atau rawa-rawa. Spons air tawar ini umumnya memiliki bentuk yang bervariasi, mulai dari bentuk bulat hingga bercabang.
  2. Euplectella sp. (Spons Kristal): Juga dikenal sebagai spons Venus Flower Basket, jenis hewan ini memiliki struktur tubuh yang transparan dan membentuk jaringan silika, memberikan kesan seperti “kristal.” Euplectella umumnya ditemukan di kedalaman laut yang lebih dalam.
  3. Halichondria panicea (Spons laut): Merupakan contoh spons laut yang sering ditemukan di perairan laut. Spons ini memiliki warna yang bervariasi, dan bentuknya dapat berubah tergantung pada faktor-faktor lingkungan.
  4. Cliona sp. (Spons Bor): Spons bor umumnya ditemukan di perairan laut, terutama di terumbu karang. Kelompok hewan ini dikenal karena kemampuannya untuk membentuk lubang dan terowongan pada struktur batu karang dengan bantuan enzim yang mereka hasilkan.

Reproduksi

Kelompok hewan ini memiliki sistem reproduksi yang unik dan tergolong dalam dua jenis utama: reproduksi seksual dan reproduksi aseksual.

1. Reproduksi Seksual

Reproduksi seksual pada kelompok hewan ini melibatkan pembentukan sel telur dan sperma. Sel telur dihasilkan oleh sel-sel khusus dalam dinding tubuh spons, sementara sperma dihasilkan oleh sel choanosit. Proses pembuahan terjadi di dalam tubuh spons, dan zigot yang terbentuk berkembang menjadi larva yang kemudian dilepaskan ke dalam air. Larva ini dapat berenang bebas selama beberapa waktu sebelum menempel pada suatu substrat dan berkembang menjadi spons dewasa.

2. Reproduksi Aseksual

Reproduksi aseksual pada kelompok hewan ini dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, salah satunya adalah pembentukan gemmule. Gemmule adalah struktur tahan beku yang terbentuk sebagai respons terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Dalam gemmule terdapat sel-sel totipoten, yang dapat berkembang menjadi individu baru ketika kondisi menjadi lebih baik. Selain gemmule, reproduksi aseksual juga dapat terjadi melalui fragmentasi, di mana potongan tubuh spons yang terlepas dapat tumbuh menjadi individu baru.

Perlu dicatat bahwa kemampuan hewan ini untuk meregenerasi atau tumbuh dari fragmen tubuh merupakan salah satu aspek menarik dalam reproduksi aseksual mereka. Kemampuan ini memberikan hewan ini ketahanan ekstra terhadap perubahan lingkungan dan memberikan kontribusi pada kelangsungan hidup mereka di berbagai habitat air.

Dengan sistem reproduksi yang beragam ini, kelompok hewan ini dapat mengadaptasi diri dengan baik terhadap kondisi lingkungan yang berubah dan memastikan kelangsungan hidup mereka dalam ekosistem air.